Buleleng, 5 Desember 2025 — Dalam upaya memperkuat promosi dan edukasi pariwisata daerah, Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng bersama RRI Singaraja menggelar kegiatan Podcast Pariwisata Buleleng yang membahas secara khusus sejarah, perkembangan, serta kontribusi Banyuwedang Hot Spring sebagai salah satu daya tarik wisata unggulan di Bali Barat. Kegiatan ini dilaksanakan langsung di kawasan Banyuwedang Hot Spring, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, yang merupakan bagian dari kawasan konservasi Taman Nasional Bali Barat (TNBB).
Podcast ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, S.Sos., M.Si, serta Komang Sudiasa Artawan selaku Perwakilan Pengelola Banyuwedang Hot Spring, dengan dipandu oleh host dari RRI Singaraja. Kegiatan ini juga didukung penuh oleh tim produksi RRI Singaraja bersama pihak pengelola Banyuwedang Hot Spring sebagai mitra lokasi.
Dalam dialog interaktif tersebut, berbagai topik penting dibahas secara mendalam, mulai dari sejarah Banyuwedang Hot Spring, karakteristik air panasnya sebagai sumber terapi kesehatan, hingga kontribusinya terhadap perkembangan pariwisata Buleleng, khususnya di wilayah Bali Barat.
Perwakilan pengelola Banyuwedang Hot Spring menjelaskan bahwa kawasan ini memiliki tujuh sumber mata air panas, di mana satu sumber difungsikan sebagai kolam pemandian, sementara enam sumber lainnya digunakan sebagai tirta penglukatan. Hal ini menunjukkan bahwa Banyuwedang tidak hanya memiliki nilai wisata, tetapi juga nilai budaya dan spiritual yang telah dimanfaatkan secara turun-temurun oleh masyarakat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, menegaskan bahwa Banyuwedang merupakan salah satu sumber air panas alami terpanas di Bali, dengan suhu mencapai sekitar ±45 derajat Celsius. Suhu ini memberikan manfaat besar bagi kesehatan tubuh, khususnya untuk terapi relaksasi, masalah kulit, hingga kesehatan persendian.
“Sejak dahulu, mayoritas pengunjung datang ke Banyuwedang untuk tujuan pengobatan atau therapeutic soaking, bukan semata-mata untuk rekreasi. Ini menjadi ciri khas dan keunggulan Banyuwedang dibandingkan pemandian air panas lainnya,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa Banyuwedang Hot Spring merupakan daya tarik wisata lama yang terus berkembang dan memiliki peran penting dalam mendukung sektor pariwisata di Kecamatan Gerokgak. Saat ini, Banyuwedang juga dikembangkan sebagai bagian dari kawasan ekowisata terintegrasi bersama destinasi unggulan lainnya seperti White Sandy Beach (Pantai Pasir Putih), Pulau Menjangan, serta kawasan Taman Nasional Bali Barat.
Melalui podcast ini, Pemerintah Kabupaten Buleleng berharap persepsi masyarakat terhadap Banyuwedang dapat semakin luas, tidak hanya sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai destinasi terapi kesehatan dan spiritual yang memiliki manfaat besar bagi keseimbangan tubuh dan jiwa.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan promosi pariwisata Buleleng, khususnya sektor ekowisata di wilayah Bali Barat, sekaligus mendorong pemahaman publik mengenai kontribusi Banyuwedang Hot Spring terhadap perekonomian daerah, peningkatan kunjungan wisatawan, serta pengembangan destinasi sekitar seperti Pulau Menjangan.
Dengan penyebarluasan informasi melalui media radio dan platform digital RRI, diharapkan Banyuwedang Hot Spring semakin dikenal luas oleh masyarakat lokal, nasional, hingga mancanegara sebagai destinasi wisata terapi dan ekowisata unggulan di Kabupaten Buleleng.