Menteri Widiyanti menyampaikan bahwa sertifikasi tersebut merupakan bagian dari kerangka besar pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia, yang tidak hanya berfokus pada peningkatan kunjungan wisatawan, tetapi juga pada aspek pelestarian lingkungan, budaya, serta pemberdayaan masyarakat lokal.

Lebih lanjut dijelaskan, desa wisata yang dipilih untuk mengikuti sertifikasi merupakan desa wisata dengan status maju atau mandiri, serta telah memiliki berbagai prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Proses sertifikasi dilakukan melalui penilaian komprehensif yang mencakup tata kelola, dampak ekonomi, sosial budaya, hingga pengelolaan lingkungan.

Dari 10 desa wisata yang berhasil memperoleh sertifikasi, empat desa wisata mendapatkan sertifikasi melalui program Kementerian Pariwisata. Salah satunya adalah Desa Wisata Les yang berlokasi di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

Keberhasilan Desa Wisata Les meraih sertifikasi ini menjadi bukti komitmen kuat pemerintah daerah dan masyarakat setempat dalam mengembangkan pariwisata berbasis potensi lokal secara berkelanjutan. Desa ini dikenal dengan kekayaan alam pesisir, kearifan lokal, serta partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan pariwisata.

Menpar Widiyanti berharap capaian ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa wisata lainnya di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan destinasi, sekaligus menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan keberlanjutan sosial budaya.