Seririt, 30 November 2025 - Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, hadir sebagai narasumber pada hari ketiga pelaksanaan Pangkaja Festival 2025 yang berlangsung di Lapangan Umum Seririt, Minggu (30/11). Dalam kesempatan tersebut, Kadispar turut didampingi oleh Wawan Ode atau I Ketut Sutrawan Selamet, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pemuteran, yang turut menjadi pemateri dalam diskusi bertema pengembangan desa wisata di Buleleng.
Dalam paparannya, Kadispar Dody menekankan bahwa Buleleng menyimpan kekayaan potensi desa wisata yang begitu luas, beragam, dan memiliki karakteristik tersendiri dari wilayah dataran tinggi hingga pesisir. Hal tersebut kemudian menjadi dasar munculnya tagline "Tourism is Different", yang bermakna bahwa pariwisata Buleleng harus tampil dengan ciri berbeda dan unik agar mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Bali Utara, mengingat aktivitas pariwisata selama ini lebih banyak terpusat di Bali Selatan.
Lebih lanjut, Dody menjelaskan bahwa pengembangan pariwisata tidak dapat berjalan sendiri. Dalam konsep pembangunan kepariwisataan terdapat unsur kolaborasi pentahelix yang melibatkan akademisi, pemerintah, pelaku usaha, perbankan, dan komunitas. Masyarakat menjadi unsur penting dalam rantai tersebut, sebab keberhasilan pariwisata idealnya dapat dirasakan langsung oleh warga lokal. Oleh karena itu, Pemkab Buleleng mendorong model pengembangan berbasis ekowisata sebagai arah kebijakan, karena tidak hanya menciptakan daya tarik pariwisata namun juga menjaga kelestarian alam dan budaya.
Buleleng memiliki keunikan topografi "Nyegara Gunung", yang menghubungkan wilayah pesisir hingga pegunungan. Keunggulan ini menjadi kekuatan tersendiri dalam pengembangan desa wisata. Saat ini, tercatat 75 desa wisata di Buleleng, namun pemerintah melakukan kurasi dan peningkatan kualitas sehingga tersaring menjadi 43 desa wisata dengan klasifikasi berkembang, maju, dan mandiri. Pemantapan kualitas diharapkan semakin memperkuat daya saing Buleleng sebagai destinasi pariwisata unggulan.
Sementara itu, Wawan Ode selaku Ketua Pokdarwis Desa Pemuteran turut membagikan pengalaman dan konsep desa wisata yang efektif. Menurutnya, desa wisata adalah ruang yang dapat memberikan pengalaman kunjungan yang menarik, sehingga wisatawan merasa ingin datang dan kembali. Ia menyebut ada empat komponen utama yang harus dipenuhi untuk membentuk desa wisata yang ideal, Rumus 4A, yaitu Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, dan Ancillary yang kemudian mendorong terciptanya pengalaman wisata lengkap berupa something to see, something to buy, something to eat, dan something to learn.
Wawan juga menyoroti keberhasilan Pemuteran sebagai contoh nyata desa wisata berbasis masyarakat. Selama lebih dari 25 tahun, warga secara konsisten menjaga kelestarian terumbu karang sehingga kawasan tersebut kini dikenal sebagai destinasi wisata bahari edukatif. Wisatawan yang berkunjung tidak hanya menikmati keindahan bawah laut, namun juga belajar dari kearifan lokal dalam menjaga ekosistem.
Kehadiran dua narasumber utama pada Pangkaja Festival 2025 ini diharapkan mampu menginspirasi desa-desa wisata lain di Buleleng untuk terus meningkatkan kualitas dan pengelolaan pariwisata secara kolaboratif, kreatif, dan berkelanjutan.