(0362)21342
disparbuleleng@yahoo.com
Dinas Pariwisata

FGD Kepariwisataan “ Buleleng dari Masa Ke Masa” di Gelar , Bahas Arah Pengembangan Pariwisata Daerah

Admin dispar | 22 Agustus 2025 | 57 kali

Singaraja, 22 Agustus 2025 — Dalam rangkaian pelaksanaan Buleleng Festival 2025, Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Buleleng menggelar Focus Group Discussion (FGD) Kepariwisataan dengan tema “Buleleng dari Masa ke Masa”, Jumat (22/8) pagi di Ruang Rapat Lobby Kantor Bupati Buleleng.

FGD ini menjadi ruang strategis untuk menggali ide, pengalaman, serta pandangan dari berbagai pihak terkait dalam upaya memajukan sektor pariwisata Buleleng yang kaya akan potensi sejarah, budaya, dan alam.

Ketua BPC PHRI Buleleng, Dewa Ketut Suardipa, dalam laporannya menjelaskan bahwa latar belakang penyelenggaraan FGD berangkat dari sejarah panjang pariwisata di Kabupaten Buleleng. Sejak masa kolonial hingga kini, Buleleng dikenal sebagai wilayah strategis dengan kepentingan besar dalam perkembangan pariwisata.

Ada 3 poin penting yang dibahas dalam FGD ini diantaranya Penataan Kawasan Titik Nol Kota Singaraja, Kawasan Pelabuhan Tua Buleleng dan Kawasan Pariwisata Lovina. 

Melalui FGD ini, terdapat tujuan yang ingin dicapai. Pertama, mendalami sejarah perjalanan pariwisata Buleleng dari masa ke masa sebagai pijakan dalam merancang perencanaan ke depan. Kedua, mengidentifikasi peluang sekaligus tantangan sektor pariwisata Buleleng di tengah dinamika global, kondisi nasional, maupun persoalan daerah yang berkembang saat ini.

Sejumlah tokoh penting turut diundang, mulai dari jajaran pemerintahan daerah, akademisi, tokoh masyarakat, hingga komunitas kreatif dan pelaku pariwisata. Hadir dalam undangan antara lain Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, Rektor Universitas Panji Sakti, serta perwakilan dari berbagai lembaga pendidikan, organisasi profesi, komunitas seni, hingga wirausaha muda.

Ketua BPC PHRI Kabupaten Buleleng menyampaikan bahwa FGD ini diharapkan dapat menghasilkan gagasan konkrit untuk pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. “Buleleng memiliki potensi besar, baik dari sisi sejarah, budaya, maupun alam. Melalui diskusi ini, kita ingin menyatukan perspektif dari berbagai pihak sehingga arah pembangunan pariwisata lebih terarah dan memberi manfaat luas bagi masyarakat,” ujarnya.

Diskusi ini juga menyoroti tantangan dan peluang pariwisata di Buleleng, termasuk bagaimana mengangkat kembali warisan budaya lokal, memperkuat kolaborasi antar-pihak, serta mendorong pariwisata kreatif yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Melalui FGD ini, BPC PHRI Buleleng berharap lahir rekomendasi yang dapat menjadi masukan penting bagi pemerintah daerah dalam merancang kebijakan kepariwisataan, sekaligus memperkuat identitas Buleleng sebagai destinasi unggulan di Bali Utara.