(0362)21342
disparbuleleng@yahoo.com
Dinas Pariwisata

Buleleng Festival 2025 : "The Mask History of Buleleng " Kembangkan Potensi Pariwisata Buleleng

Admin dispar | 18 Agustus 2025 | 198 kali

Buleleng, 18 Agustus 2025 – Setelah hampir lima tahun vakum, Kabupaten Buleleng kembali bergeliat dengan semangat budaya lewat perhelatan akbar Buleleng Festival 2025 (Bulfest). Bertempat di kawasan Tugu Singa Ambara Raja, festival dibuka secara meriah pada Senin (18/8) dengan mengusung tema “The Mask History of Buleleng: Topeng Leluhur, Jiwa Buleleng”.

Festival yang berlangsung 18–23 Agustus 2025 ini menghadirkan rangkaian kegiatan budaya, seni, kuliner, hingga inovasi digital di berbagai titik strategis. Panggung utama di Tugu Singa Ambara Raja menampilkan pertunjukan seni tradisional dan modern, sementara Sasana Budaya dan Puri Kanginan memfokuskan diri pada sajian seni klasik khas Buleleng. Di Rumah Jabatan Bupati, pengunjung dapat menikmati pameran topeng, foto, lukisan, serta Buleleng Digital Expo (BDE) yang menggabungkan teknologi dengan kreativitas generasi muda melalui job fair, lomba e-sport, drone FPV, hingga literasi digital.

UMKM lokal turut meramaikan festival dengan ratusan stan kuliner dan kerajinan di sekitar Kantor DPRD, Jalan Veteran, dan Jalan Pahlawan, sementara seminar budaya dan lokakarya dipusatkan di Gedung Wanita Laksmi Graha.

Ketua Panitia sekaligus Sekda Buleleng, Gede Suyasa, menyebut festival ini lahir dari dorongan kuat masyarakat untuk mengeksplorasi sekaligus melestarikan potensi ekonomi kreatif, pariwisata, pertanian, hingga pendidikan Buleleng.

“Buleleng pernah menjadi tuan rumah International Mask Conference 2011. Bulfest 2025 bertujuan mengajak masyarakat menyelami makna filosofis topeng sebagai warisan budaya leluhur. Topeng, khususnya Topeng Wayang Wong Tejakula, bukan sekadar karya seni, melainkan simbol emosi, spiritualitas, dan karakter masyarakat Buleleng lintas generasi,” ujarnya.

Festival tahun ini menghadirkan lebih dari 1.000 pelaku seni, 175 stand UMKM dan kuliner, serta komunitas dari sembilan kecamatan. Menariknya, seluruh rangkaian kegiatan dapat dinikmati gratis tanpa tiket masuk, lengkap dengan fasilitas angkot dan dokar gratis bagi pengunjung.

Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, dalam sambutannya memberikan apresiasi atas pengelolaan sampah plastik menjadi karya seni yang ditampilkan dalam festival ini.

“Buleleng akan maju dalam seni budaya tanpa harus menggerus akar adat istiadat. Kami pastikan kolaborasi dengan seluruh sanggar di Buleleng berjalan, dan tahun depan dukungan anggaran untuk Bulfest 2026 akan ditingkatkan dua kali lipat jika terlihat pertumbuhan ekonomi serta pergerakan seniman,” tegasnya.

Salah satu daya tarik utama Bulfest 2025 adalah pameran 88 topeng khas Buleleng yang dikumpulkan Dinas Kebudayaan dari berbagai sanggar seni. Koleksi ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga sarana edukasi mengenai filosofi leluhur yang memperkuat identitas budaya daerah.

Dengan konsep kolaborasi antara tradisi dan teknologi, Buleleng Festival 2025 tak hanya menjadi panggung seni, tetapi juga ruang inovasi dan pemberdayaan ekonomi kreatif. Festival ini diharapkan mampu menginspirasi generasi muda, memperkuat pariwisata, dan meningkatkan perekonomian lokal, menjadikan Buleleng sebagai pusat kebudayaan yang semakin berdaya saing di kancah nasional maupun internasional.