Setelah membaca artikel di bawah, mohon bantuannya untuk vote / like / re-tweet ke alamat berikut : http://www.10jahreurlaub.de/itravel_die-seele-balis-ruht-im-norden/
Sebelum aku pergi ke Bali, aku sering mendengar
“Bali? Tak lagi-lagi. Bali sudah kehilangan jiwanya.”
Saat kutanya,” Apa yang kau tahu tentang Bali?”
Mereka menjawab,” Semuanya! Kuta, Sanur, Seminyak, Ubud.”
Semuanya? Tak ada tentang wilayah utara, seakan-akan wilayah itu tak ada, bahkan tak tercantum di panduan perjalanan. Hanya Lovina, yang disebutkan. Diva yang melayu dengan pesona yang memudar setelah masa jayanya dengan perginya para hippie.
Mereka (para hippie) hanya meninggalkan nama, yang berasal dari “love in”. Namun Bali Utara jauh lebih dari itu. Siapapun yang pergi lebih "atas" dari ke Ubud, bisa menemukan Bali ini, yang memberi jiwa pada pulau ini. Jiwa yang dicari banyak orang namun tak ditemui di jalan-jalan yang sibuk di Selatan.
Jalan menanjak berbukit dari Ubud membawa perjalanan yang panjang dan sibuk ke Kintamani.
Truk dipadati dengan hasil panen berlimpah dari tanah vulkanik yang subur, membawa kargo mereka ke Selatan dan penjual menyusun "piramid" warna-warni dari manga, jeruk dan alpukat untuk ditawarkan pada turis yang lewat.
Di hari cerah “jam turis” mengitari Kintamani, desa sejuk di puncak kawah dengan pemandangan danau gelap kaldera yang menakjubkan.
Namun kemudian perjalanan itu terhenti. Di sisi lain gunung berapi, jalan sempit berliku menurun dengan curam ke arah laut, dan hanya beberapa motor dan kendaraan bertemu dengan Anda saat Anda meninggalkan jalan utama menuju Singaraja dan mengarah ke Tejakula. Pemandangan sekilas di atas birunya laut Bali, dan di dalam hijau pekatnya hutan di gunung bergantian dan dibawa oleh wangi cengkeh yang membius dan aroma sensual tajam dari pohon manga yang sedang berbunga.
Pantai utara adalah jalur daratan sempit yang tampaknya seperti berteduh di bawah atap yang terbuat dari pohon kelapa. Desa-desanya masih asli dan senyumannya masih tulus. Sangat jarang Penduduknya yang pergi ke luar Pulau dan tak setiap orang pernah ke Denpasar. Penduduk tinggal di sini dan mereka terbiasa dengannya, sebagaimana mereka terbiasa sejak abad-abad lalu.
Irama kehidupan ditentukan oleh ritual dan upacara agama Hindu, dan waktu berdasarkan terbit dan terbenamnya matahari sang surya, dari bulan baru hingga bulan purnama. Tak ada disko, tak ada bar yang ribut, hanya ayam jantan berkokok dan pemuka agama berdoa. Tempat yang hebat untuk menemukan keheningan jiwa.
Bagaimanapun, keheningan ini hidup. Keheningan ini hidup dalam hal-hal kecil. Dalam kehidupan sehari-hari, seperti pandangan rahasia ke dalam jiwa pulau ini. Tentu saja, tamu asing akan diundang oleh orang Bali untuk upacara mereka. Mereka akan disambut di atas lantai tanah yang disapu bersih. Tempat kosong antara rumah-rumah kecil dan pondok kemudian didekorasi secara rumit dengan bambu, bunga dan anyaman kayu. Di tengah-tengahnya, suami istri duduk, menjaga anak-anak, atau mengambil gabah yang dijemur. Begitu sunyi, begitu tenang, namun begitu hidup.
Keheningan ini hidup dalam budaya aslinya. Di sini, tarian Bali masih bukan sebagai atraksi turis. Mereka menjalankan ibadah. Dan tamu asing bisa berpartisipasi secara wajar. Festival kecil namun penting di Singaraja, Tejakula atau Munduk dibuat untuk penduduk wilayah ini. Mereka adalah ekspresi hidup dari perkembangan budaya masa kini.
Keheningan ini hidup di alam. Keheningan ini hidup pada tempat-tempat magis, dimana air jernih berlari dari lereng gunung menuju hutan yang gelap dengan landskap yang liar dan romantis.
Keheningan ini hidup di dalam laguna biru yang airnya sejernih kristal, dan nikmat untuk berenang, dan di air terjun Aling-Aling, Les dan Gitgit Anda dapat meluncur turun hingga 12 meter sebagai hiburan arung di alam alam liar. Pemandu melompat dengan gesit melalui semak-semak, mereka menunjukkan nanas liar dan kulit kayu manis, dan Anda bisa mencium aroma vanilla liar. Kopi menyemak, coklat berbiji di sisi jalan dan kera-kera bergelantungan di dahan-dahan.
Keheningan ini hidup dalam pemandangan. Kuil Karang di Kubutambahan dengan ukiran batu yang menakjubkan atau kuil-kuil tua di Ponjok Batu yang berasal dari abad 16, yang merupakan contoh keyakinan yang telah mengeras.
Persembahan berwarna warni, dengan pakaian upacara, doa-doa yang hening dan sedikit turis.
Kunjungan ke Art Zoo adalah pertemuan dengan dunia yang ceria dari seorang artis Amerika. Symon telah tinggal lebih dari 35 tahun di Bali dan menempatkan dirinya di bekas Istana yang kemudian dibuat sebagai rumah bordil.
Bercakap-cakap dengannya berarti mendapatkan
potongan cerita-cerita ganjil dan pertimbangan-pertimbangan khas Bali dalam pilitik masa kini, karena dia tahu banyak.
Kuil Budha Brahmavihara Arama tak memiliki arsitektur yang hebat seperti Borobudur. Namun impresinya tak kurang dalam pengabdiannya yang kuat dan dalam nahasa isyarat arsitekturalnya. Dia masih merupakan biara yang penuh dan aktif dengan Ashram di dekatnya. Keheningan meditatif di sekeliling stupa, pandangan yang damai ke arah landskap yang luas seperti tiba di dalam jiwa seseorang. Tempat ini bukanlah tempat tujuan wisata, namun turis boleh datang.
Keheningan tinggal di laut. Tak jarang sekelompok lumba-lumba menari mengiringi perahu ikan kecil ber"tangan" putih dan tamu-tamu yang ingin mengalami matahari terbit di laut. Keeleganan lucu dan riang dari binatang yang nampak selalu tersenyum ini mengingatkan keringanan keberadaan dan Anda duduk setidaknya sesaat dengan merasa beruntung di perahu. Hanya hembusan nafas kita yang merobek keheningan tanpa beban saat menyelam, saat Anda dapat meluncur melewati karang yang hampir utuh, dan melewati ikan berwarna-warni dan bintang laut biru. Resor menyelam Jerman seperti Alamanda atau Teluk Karang juga menawarkan kursus pengenalan menyelam untuk pemula.
Keheningan hidup di resor-resor. Beberapa resor milik orang Jerman berlokasi di pantai utara. Pranaveda adalah hotel indah bergaya Bali dengan sedikit ruang dimana meditasi dan yoga satu kali sehari dan berakhir. Chili dan Villa Emas Borehadalah resor kecil dalam kebun yang subur menghadap laut. Kedua resor itu memiliki ruang double di bungalow dan lumbung.
Resor Holiway Garden adalah resor ukuran menengah dengan kebun yang luas dan terbuka terletak di tepi pantai dengan ruang double, bungalow dan vila yang luas untuk 4-6 orang.
“At home in Paradise ( Nyaman di Nirwana) adalah slogannya. Itu tak hanya kata-kata, tapi semangat tempat ini. Spa lengkapnya menawarkan tangan emas dari terapis-terapis Bali membuat tempat ini spesial.