(0362)21342
disparbuleleng@yahoo.com
Dinas Pariwisata

Pegayaman, Kampung Islam Dengan Beragam Tradisi Unik Di Buleleng Bali

Admin dispar | 12 April 2022 | 4662 kali

Pegayaman Merupakan salah satu desa di Bali yang terletak di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Sejarah terbentuknya komunitas Islam di desa ini berasal dari zaman Kerajaan Buleleng yakni pada pemerintahan Ki Barak Panji Sakti dimana pada masa pemerintahaannya Ki Barak Panji Sakti pernah membantu Kerajaan Mataram, dan atas jasanya beliau diberikan 100 orang prajurit dan seekor gajah. Dimana keseratus orang ini adalah kelompok islam pertama yang ada di Bali Utara yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas Islam di Desa Pegayaman.

Interaksi yang terjadi terhadap kelompok Muslim ini seiring waktu dan generasi rupanya juga telah menciptakan kebudayaan baru yang sering kita sebut dengan istilah akulturasi budaya. Proses akulturasi budaya pada Desa Pegayaman ini selanjutnya menghasilkan beragam kebudayaan seperti, menamai awalan nama anggota keluarga mereka berdasarkan tradisi Bali yakni, Made, Ketut, Nyoman dll.

Dalam hal peribadatan dan perayaan hari raya suci Umat Hindu dan Islam, toleransi dan gotong royong pada masyarakat di desa ini sangatlah tinggi, hal ini terbukti pada saat hari Raya Nyepi serta Galungan dan Kuningan misalnya, masyarakat muslim akan membantu membuat Ogoh-Ogoh dan juga menghentikan segala aktivitas pada saat hari Raya Nyepi, kemudian pada hari raya Galungan dan Kuningan, Umat Hindu juga turut memberikan makanan kepada umat Muslim disana yang tentunya Halal.

Hal yang sama juga terjadi ketika Umat Muslim mengadakan hari raya keagamaan seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi, juga pada saat kurban mereka akan melakukan “Ngejot” atau memberi makanan pada tetangga sekitar rumah, selain itu mereka mengenal istilah Penapean (membuat tape), Penyajahan (membuat jajan) dan Penampahan (penyembelihan hewan) dan bahkan megibung pada saat berbuka di bulan puasa dimana tradisi ini sangat mirip seperti kebudayaan yang ada di Bali. adapun Dalam hari raya Maulid Nabi mereka meyakini sebagai hari otonan Nabi Muhammad sehingga diadakan perayaan dengan membuat dan mengarak “Sokok Base”  dan “Sokok Taluh” tradisi ini merupakan upacara yang unik dan religius.

Adapun kesenian musik Burdah yang ada di Desa Pegayaman ini terbilang unik, karena jika diamati lagi maka terdapat perbedaan dari kesenian Burdah lainnya yang ada di luar daerah yakni lantunan setiap syairnya memiliki kesamaan dengan kidung yang ada di Bali juga anggota sekaa (kelompok) Burdah ini seluruhnya menggunakan busana khas Bali.

 

Sumber:

 https://ojs.unud.ac.id/index.php/sastra/article/download/12389/8561

https://disbud.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/desa-pegayaman-potret-harmoni-toleransi-di-bumi-panji-sakti-64

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/download/5380/4029

https://www.cnnindonesia.com/inspirasi/20170111140043-454-185577/melestarikan-seni-islam-di-buleleng-bali