(0362)21342
disparbuleleng@yahoo.com
Dinas Pariwisata

Tradisi Bukakak Desa Sudaji

Admin dispar | 20 Juli 2022 | 259 kali

Desa Sudaji Merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, Desa yang sudah ditetapkan menjadi Desa Wisata berdasarkan Keputusan Bupati Buleleng Nomor 430/405/HK/2017, tentang Desa Wisata Kabupaten Buleleng. Desa Wisata tersebut tak hanya menyuguhkan pesona alam yang masih asri ketika dikunjungi, namun juga lekat dengan tradisi uniknya bernama tradisi Bukakak. Saat ini terdapat tiga tradisi Bukakak yang dijalani masyarakat Buleleng Bali, yakni Bukakak di Desa Giri Emas, Bukakak di Desa Sangsit, dan Bukakak di Desa Sudaji.

Bukakak merupakan tradisi unik umat Hindu yang hanya kalian bisa temui di Buleleng Bali. Tradisi yang diyakini sudah ada sejak dahulu ini masih belum diketahui kapan tradsi tersebut mulai dibentuk oleh masyarakat namun pada salah satu di tiga wilayah di Kabupaten Buleleng yang menyelenggarakan tradisi ini yakni di Desa Giri Emas percaya bahwa nama Bukakak sendiri berasal dari Kemanunggalan sekte Wisnu dengan sekte Siwa Sambu dan dengan simbol pemujaannya adalah Nandi Garuda. Dalam bahasa Bali kuno pemujaan ini disebut Lembu Gagak yang dimana penyebutannya berkembang menjadi Bukakak.

Kemudian Bukakak diwujudkan sebagai seekor burung garuda/paksi yang terbuat dari ambu/daun enau muda yang dihiasi bunga kembang sepatu. Kemudian sarana yang ditempatkan pada bukakak tersebut adalah seekor babi (sebagai lambang Dewa Sambhu) yang diguling hanya bagian punggungnya kemudian dibagian bawah dibiarkan mentah sehingga babi tersebut akan memiliki tiga warna ketika dipersembahkan nanti yaitu warna merah pada bagian yang matang, warna hitam pada bagian yang masih ada bulunya (sebagai simbol Dewa Wisnu), serta warna putih pada bagian mentah dan bulunya sudah dihilangkan (sebagai simbol Dewa Siwa) itulah mengapa Bukakak merupakan simbol perpaduan antara sekte Siwa, Wisnu, dan Sambhu.

Namun Khusus untuk Desa Sudaji Bukakak di desa ini memiliki keunikannya tersendiri yakni dua Bukakak diarak berjalan secara berlawanan arah (Mengadu Bukakak). Sama seperti di desa lainnya, Bukakak di desa Sudaji merupakan simbol wujud syukur yang diberikan oleh petani kepada Tuhan yang Maha Esa sebagai pemberi kesuburan pada pertanian masyarakat. acara ini biasa digelar sesuai perhitungan kalender Bali setiap Purnama Sasih Karo yang dilaksanakan di pura desa setempat. Dalam prosesnya semua pengempon Subak Dukuh Gede Desa Panji dilibatkan menyiapkan sarana dan prasarana. Hal yang paling menarik dan sangat ditunggu masyarakat adalah saat pengarakan dua Bukakak yang nantinya berjalan berlawanan arah. Satu Bukakak memulai perjalanan dari Pura Bedugul Mas Pahit dan satunya lagi datang dari Pura Desa. Bukakak yang dipanggang di Pura Subak disebut Bukakak Alit  (kecil), sedangkan Bukakak yang dipanggang di Pura Bale Agung disebut Bukakak Agung (besar). Para pemuda bersuka cita untuk mengadu secara bersama-sama dengan menggotong Bukakak tersebut saat malam hari. Saat mengadu, daun kelapa kering atau disebut danyuh dibakar, kemudian dipukulkan di Bukakak sehingga menimbulkan percikan api. Bukakak inilah yang kemudian diadu di catus pata (perempatan desa).

 

 Sumber:

https://baliexpress.jawapos.com/balinese/15/07/2017/ngusaba-bukakak-di-sudajitradisi-adu-babi-di-catus-pata/

https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/sudaji

http://giriemas-buleleng.desa.id/index.php/first/artikel/50-TRADISI-UNIK----BUKAKAK----DI-DESA-GIRI-EMAS

http://sudaji-buleleng.desa.id/index.php/first/artikel/54-Ngusaba-Bukakak

https://jadesta.kemenparekraf.go.id/paket/atraksi_wisata_budaya_bukakak