(0362)21342
disparbuleleng@yahoo.com
Dinas Pariwisata

Tepis Berita Miring, Dispar Dan PHRI Gelar Dialog

Admin dispar | 03 November 2020 | 93 kali

 

 
Selamat pagi Semeton Singaraja. disiarkan langsung Selasa, 3 November 2020 di 104,6 Guntur FM pukul 07.00 - 08.00 pagi ini, Kadispar Buleleng Made Sudama Diana,S.Sos, MM bersama Ketua PHRI Kabupaten Buleleng Dewa Ketut Suardipa menjadi narasumber dialog interaktif di radio kenamaan Buleleng itu.
 
Bertajuk Hibah Pariwisata Buleleng yang terbagi dalam dua sesi dialog, kedua narasumber yang dipandu oleh host Shanty Putri, memaparkan dan mencoba untuk menepis "selentingan negatif" tentang pencairan dana hibah isunya sempat beredar belakangan ini.
 
Karena Bali sangat mengandalkan pendapatan terbesar dari sektor pariwisata, Kondisi salah satu daerah penyumbang devisa pariwisata tertinggi di Indonesia ini semenjak Covid 19, dirasa paling terpuruk se-Indonesia. Agar mampu menstimulus perekonomian nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI mengambil langkah sigap untuk menggerakkan kembali roda pariwisata di Bali. Khususnya Buleleng.
 
Pada sesi pertama, Kadispar Buleleng memulai dengan menyebutkan "berdasarkan Keputusan Menteri kepariwisataan dan ekonomi kreatif Republik Indonesia nomor KM/704/PL.07.02/M-K/2020 tentang juknis hibah pariwisata dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional 2020" yang melandasi Hibah Pariwisata dikucurkan di saat pandemi ini. Adapun tujuan dari pengucuran dana hibah lanjut Made Sudama Diana, "membantu Pemda, serta Industri Hotel dan Restaurant. Tentu yang mengalami gangguan finansial maupun atas penurunan PAD.
 
Untuk Kabupaten Buleleng, bantuan hibah yang diterima sebesar Rp. 13.426.920.000. Dengan rincian 70% atau Rp. 9.398.844.000 untuk Hotel dan Restaurant, dan 30% atau Rp. 4.028.076.000 adalah diperuntukkan kepada Pemerintah Daerah.
 
Disebutkan, hotel dan restaurant yang berhak menerima adalah 1) mereka yang sudah terdata ke dalam data base wajib pajak; 2) mereka yang masih beroperasi hingga Agustus 2020 dan memiliki ijin usaha; 3) mereka yang sesuai dengan ketentuan dalam Kode KBLI (Kode Baku Lapangan usaha Indonesia).
 
Dewa Made Suardipa menambahkan, dari Bulan Maret 2020 sampai sekarang, usaha pariwisata anggota PHRI Buleleng mengalami gangguan finansial. Maka dari itu, beliau menghimbau kepada calon penerima Dana Hibah, untuk melengkapi syarat-syarat yang diminta. Sebagai Ketua PHRI Buleleng Beliau mengutarakan fungsi PHRI yang bertugas untuk mensosialisasikan bantuan ini kepada anggotanya, baik yang tergabung kedalam PHRI maupun yang belum.
 
Bagi usaha pariwisata yg belum memenuhi syarat sebagai penerima dana hibah, Pemerintah Daerah memberikan kelonggaran waktu lagi. "Jadi, tidak ada yang dianak tirikan, tidak ada yang namanya suka-tidak suka, tidak sda namanya pilih kasih, ini sudah betul-betul sesuai Keputusan Menteri.", tegas owner salah satu restaurant terkenal di Singaraja.
 
Menurut data dari dinas ada lebih dari 900an pelaku usaha pariwisata. Namun sampai saat berita ini dibuat, hanya 260 pelaku usaha pariwisata yang sudah mengajukan permohonan dan baru hanya 97 pelaku usaha saja yang sudah memenuhi syarat. Dan sisanya tidak memenuhi syarat. Diberikan kesempatan lagi sampai besok 4 November 2020 dan akan dicarikan win-win solution keoada industri wisata yang sangat terpuruk.
 
Transparan dan tidak ada yg ditutup-tutupi, begitu ujar Kadispar Buleleng. Sesuai regulasi, dana hibah ini pasti akan diberikan kepada mereka yang berhak dan yang memenuhi syarat.
Setelah jeda iklan, kemudian lanjut ke sesi tanya jawab untuk 30 menit berikutnya.
Karena keterbatasan waktu, walaupun dering telepon tak henti-hentinya berbunyi, dengan segala hormat hanya 3 orang penanya yang mampu dilayani.
 
Belum ada kepastian berapa masing-masing pelaku pariwisata akan mendapatkan dana stimulan. Karena masih harus dihitung secara proporsional dengan rumus yang sudah ditentukan oleh Kemenparekraf RI.
Pada intinya, stimulus dari pemerintah pusat ini diberikan kepada pelaku pariwisata daerah agar mereka tetap dapat beroperasi dan tidak lagi ada PHK. Sehingga pariwisata dan ekonomi nasional dapat bangkit dari keterpurukan.