Pulau Bali adalah salah primadona pariwisata Indonesia yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa yang sudah terkenal di seluruh dunia. Selain dikenal dengan pesona baharinya, Bali juga terkenal dengan aneka kesenian dan kebudayaan unik yang masih terus di lestarikan. Diera disrupsi ini merupakan sebuah perubahan yang sangat cepat dan fundamental, yang mana disrupsi menginisiasi lahirnya model bisnis baru dengan strategi lebih inovatif dan disruptif. Dengan cakupan perubahannya luas mulai dari dunia bisnis, perbankan, transportasi, sosial masyarakat, hingga pendidikan dan kebudayaan. Era ini akan menuntut kita untuk berubah atau punah, sebab disrupsi akan mendorong terjadinya digitalisasi system pendidikan ( kurikulum ) dan kebudayaan. Dengan munculnya inovasi aplikasi teknologi. Terlebih, disrupsi yang berkembang saat ini mampu mendorong terjadinya digitalisasi system pendidikan dan kebudayaan. Sehingga diharapkan semua pihak mampu memanfaatkaan semua aspek disrupsi dengan benar, baik, efektif , efisien, hubungan sosial sehat serta berjejaring strategis dengan kinerja tinggi. “
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, yang dalam kesempatan ini di wakili oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kab.Buleleng, I Made Sudama Diana, S.Sos, MM yang di dampingi oleh Staf Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kab.Buleleng dalam acara Focus Group Discussion ( FGD ) menyampaikan bahwa Sistem informasi yang kurang memadai juga tantangan yang perlu mendapat perhatian serius dalam pengelolaan pariwisata. Hal ini menjadi penting agar pengalaman masa lalu tidak terulang. Akibat sistem informasi yang kurang memadai pandangan dunia terhadap Indonesia menjadi miring, celakanya lagi ketika daerah atau daerah-daerah tertentu rusuh, dunia menganggap bahwa seluruh Indonesia rusuh sehingga mengeluarkan larangan berkunjung ke Indonesia. Padahal DTW bukan hanya ada satu di Indonesia, dan belum tentu semua DTW mengalami kerusuhan secara serentak. Untuk itu maka diperlukan suatu sistem informasi yang profesional, mantap visinya serta terampil serta pariwisata yg berbasis kearifan lokal yang berlandaskan Tri Hita Karana..
Sistem informasi yang kurang memadai juga tantangan yang perlu mendapat perhatian serius dalam pengelolaan pariwisata. Hal ini menjadi penting agar pengalaman masa lalu tidak terulang. Akibat sistem informasi yang kurang memadai, pandangan dunia terhadap Indonesia menjadi miring, celakanya lagi ketika Jakarta atau daerah-daerah tertentu rusuh, dunia menganggap bahwa seluruh Indonesia rusuh sehingga mengeluarkan larangan berkunjung ke Indonesia. Padahal DTW bukan hanya ada satu di Indonesia, dan belum tentu semua DTW mengalami kerusuhan secara serentak. Untuk itu maka diperlukan suatu sistem informasi yang profesional, mantap visinya serta terampil dan cekatan dalam gerak langkahnya. Sistem informasi ini antara lain bertugas untuk memberikan klarifikasi, sekaligus secara proaktif menyiapkan dan memberikan informasi tentang obyek wisata, kesiapan sarana, prasarana dan lain-lain. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan pariwisata di Indonesia ke negara-negara lain.
Masalah SDM merupakan tantangan yang cukup berat bagi pengembangan pariwisata, karena SDM sangat menentukan segala sesuatu yang perhubungan dengan pariwisata. Pariwisata sangat mementingkan profesionalisme baik dalam pengelolaan investasi maupun dalam bidang perhotelan, transportasi, komunikasi dan informasi. Selain itu, walaupun pariwisata telah membuka peluang pasar bagi sektor-sektor lain dgn harapan generasi Bali mampu bersaing secara international dan leading lembaga pendidikan di Indonesia, akibat dari rendahnya SDM peluang tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. SDM yang rendah dapat menyebabkan mutu barang-barang kerajinan menurun, teknik pemasaran kurang tepat, kurang tepat membaca trend pasar, dan akibat rendahnya SDM dan kurangnya modal dalam negeri akan membuka kemungkinan bahwa pariwisata akan dikuasai oleh pihak asing yang memiliki SDM yang lebih baik dan lebih siap dari segi modal. Untuk itu dibutuhkan upaya-upaya khusus untuk menghindari hal tersebut. Hal ini disampaikan oleh I Made Sudjana, SE.,MM.CHT.CHA selaku Direktur Sekolah Tinggi Pariwisata Bali International, pada pukul 09.00 wita dengan beberapa narasumber salah satunya adalah Traveloka.