Minggu, 6 Oktober 2019 Pemuteran Bay Festival 2019 resmi ditutup. Penutupan Pemuteran Bay Festival 2019 dihadiri oleh Bupati buleleng yang pada kesempatan kali ini diwakili oleh staf ahli bupati bidang pemerintahan, hukum, dan politik sekaligus menutup secara resmi Pemuteran Bay Festival 2019.
Dalam laporannya, Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan setda Kab. Buleleng yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kab. Buleleng, Made Sudama Diana, S.Sos., MM menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang telah dilaksanakan selama Pemuteran Bay Festival 2019, yaitu: penenggelaman struktur biorock berupa Gajah Mina di laut Pemuteran, pelaksanaan kesenian traditional Gebug Ende sebagai salah satu tradisi masyarakat Pemuteran, Pemuteran Talks dengan tema bincang sampah dan pariwisata, live photo hunting on the spot, fun nature run, fishing tournament, funbike, dan kegiatan lainnya yang diikuti masyarakat.
Beliau juga menambahkan bahwasannya sejak awal persiapan hingga akhir pelaksanaan festival, telah berlangsung dengan baik dan lancar yang merupakan wujud implementasi sapta pesona dan pro sustainable tourism. Dari 27 stan pameran UMKM, kuliner, dan kerajinan, telah terjadi transaksi senilai 549.000.000 rupiah selama empat hari dilaksanakannya festival. Adapun kunjungan wisatawan domestik mencapai 19.493 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 6.499 orang.
Dalam sambutannya, Bupati Buleleng, yang diwakili oleh staf ahli bupati bidang pemerintahan, hukum, dan politik, Putu Sastra Wijaya, mengatakan bahwa dengan telah diselenggarakannya Pemuteran Bay Festival 2019, ini merupakan momen kebangkigan bersama di dalam memajukan sektor kepariwisataan di desa Pemuteran kecamatan Gerokgak pada khususnya dan Kabupaten Buleleng pada umumnya, sehingga nantinya kesenjangan sektor kepariwisataan antara Bali Selatan dan Bali Utara sedikit demi sedikit bisa teratasi.
Melalui kesempatan tersebut, beliau juga mengucapkan selamat kepada masyarakat desa Pemuteran karena telah mampu menciptakan ikon baru dari desa Pemuteran berupa Gajah Mina sebagai sebuah monumen, landmark, dan branding yang kedepannya harus menjadi motivasi untuk pengembangan lebih baik lagi , sehingga memberikan efek yang berlipat pada kehidupan masyarakat desa Pemuteran.
Setelah resmi ditutup, acara kemudian dilanjutkan dengan berbagai penampilan seni dan budaya lokal seperti tarian dan tabuh serta penampilan kesenian modern seperti penampilan band musik.