(0362)21342
disparbuleleng@yahoo.com
Dinas Pariwisata

Kemenpar Lakukan Penelitian Kapal Pesiar dan Wisata Bahari

Admin dispar | 21 April 2016 | 829 kali

Disbudpar | Peneliti dari kemenpar. Melakukan penelitian ttg kapal pesiar tradisional. dan wisata bahari di 4 Kabupaten kota di indonesia. Langsung melaksanakan FGD (Focus Group Discussion) yang bertempat di Hotel Bali Taman 19 April lalu. Daerah - daerah tersebut yaitu, Madura, Bulukumba, Kep. Bajo dan Buleleng. FGD ini turut mengundang DPRD Buleleng, Perguruan tinggi, LSM, Tokoh Budayawan dan Seni, PELINDO III, Celukan Bawang, Syahbandar di Celukan Bawang, dan SKPD terkait termasuk Disbudpar Kabupaten Buleleng. 
 
Penelitian dikoordinir langsung oleh Asisten Deputi Pengembangan Kelembagaan Pariwisata, Ni Komang Ayu Astiti.
 
Ayu Astiti menyatakan dari sumber daya alam Buleleng mempunyai panjang pantai hingga kurang lebih 154 kilometer, terpanjang dari di Bali. Di sisi lain, tradisi pesisir, adat dan budayanya juga cukupbervariasi. Karena itulah, penelitian dipilih udilakukan di Buleleng.
 
Rencana pembangunan Pelabuhan Kapal Pesiar Tradisional ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal serta pengelolaan lingkungan yang lebih baik.
 
Namun dari sisi lain, Kewenangan pengelolaan dan pengawasan wilayah perairan saat ini juga berada di tangan Pemerintah propinsi, sehingga Buleleng juga tidak bisa berbuat banyak untuk ikut secara langsung mengembangkan kawasan pelabuhan pesiar tradisional.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna mengungkapkan Buleleng berharap penelitian yang dilakukan oleh kementerian pariwisata bisa memberikan dampak yang positif bagi Buleleng. “Pokok-pokok masalah yang didapatkan oleh peneliti, nanti akan dikemas dan memberi solusi. Apabila menemukan potensi dan alternatifnya saya mohon untuk dibawa dalam pembicaraan di pemerintah pusat secara cepat. Kriteria dan indikator yang digunakan adalah yang dipunyai oleh Kementerian Pariwisata,” ujar Sutrisna.
 
Sementara Lovina, kata Sutrisna masih bisa dikembangkan sebagai pelabuhan pesiar tradisional dengan beberpa model pelabuhan. “Boleh ada yang pelabuhan merapat atau ditengah laut. Nah ini hanya sebatas pandangan kami saja, perlu juga diteliti lebih lanjut oleh tim peneliti,” kata Sutrisna.