Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng menghadiri rapat pembahasan / konsultasi Publik Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Alam pada blok Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Danau Buyan dan Danau Tamblingan, kegiatan ini dilaksanakan di ruang rapat Hotel Handara Golf and Resort Bali. Selasa, 28 Agustus 2018.
Rapat kali ini dibuka oleh KSDA Bali / yang mewakili dimana Roby selaku narasumber dipagi hari ini serta selaku kepala KPH Konservasi Bedugul - sanggeh pada pukul 09.45 Wita. Taman Wisata Alam ( TWA ) adalag KPA yang dimanfaatkan terutama untuk kepentingan pariwisata alam, dengan luas 15.102,90 yang ditetapkan melalui keputusan menteri kehutanan No. SK. 2847/MENHUT - VII / KUH / 2014 pada tanggal 16 April 2014 tentang penetapan kawasan hutan pada kelompok Hutan Gunung Batukau ( RTK.4 ).
Secara batas adminitratif bahwa batas wilayah utara : Desa Wanagiri dan Desa Pegayaman, batas timur Hutan Lindung Gunung Batuau, batas selatan Desa Pancarasari dan sebelah barat Desa Munduk, Kec. Banjar, Kab. Buleleng. Dalam hal ini juga disampaikan mengenai desain tapak yang dalam hal ini memiliki ruang usaha untuk penyediaan sarana wistaa alam sperti : Wisata Tirta, Akomodasi, Transportasi, Wisata petualang dan olahraga minat khusus. Sedang ruang publik untuk menyediakan jasa wisata alama sperti : informasi pariwisata, pramuwisara, transportasi, perjalanan, cinderamata dan makanan & minuman.
Selain itu juga, dalam kawasan TWA terdapat beberapa pura yang merupakan kawasan suci yang digunakan untuk kegiatan peribadatan dan dirawat secara rutin oleh masyarakat sekitar kawasan. Sedangkan perahu yang digunakan di Danau Buyan dan Tamblingan adalah perahu tanpa mesin / perahu tradisional. Dalam hal ini kegiatan wisata alam yang sudah berjalan adalah camping, trecking, canoeing dan cycling, fotografi, dan kegiatan lainnya. Pengembangan destinasi pariwisata alam tentu sangat menjaga keamanan dan keselamatan para pengunjung. Dari kegiatan rapat hari ini dapat disimpulkan bahwasanya ruang publik dan ruang usaha memiliki alternatif yang masing-masing dari ruang tersebut memiliki kordinator yang akan mengadakan sistem kontroling sehingga keamanan dan keselamatan pengunjung dapat terjaga dengan baik. Kemudian dilanjutkan dengan seksi tanya jawab dan coffee break.