(0362)21342
disparbuleleng@yahoo.com
Dinas Pariwisata

Focus Group Discussion Kepariwisataan Buleleng Bali Utara di Gedung Seminar Undiksha

Admin dispar | 19 Desember 2018 | 591 kali

Buleleng, (19/12) Kegiatan FGD ( Focus Group Discussion ), diketuai oleh Rio Dwi Santoso yang dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa suatu momentum yang baik / strategi ditengah gejolak fluktuasi tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dollar USD. Selain itu juga, untuk menjaga kestabilan penguatan mata uang rupiah adalah dengan menambah devisa negara.

Tujuan diadakannya FGD ini adalah diharapkan dapat menarik benang merah terkait permasalahan dan solusi yang terkait dinamika pengembangan pariwisata Bali Utara, serta dampaknya kepada sebuah solusi serta rekomendasi yang berkaitan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Buleleng - Bali utara.

Kegiatan FGD ( Focus Group Discussion ) mendatangkan beberapa narasumber dan Rektor Universitas Pendidikan Ganesha yang kali ini wakili oleh Rektor IV dalam pembahasannya yaitu infrastruktur yang perlu digarap dengan baik berdasarkan dari study banding di luar negeri yang pernah dilakukan sebelumnya dan hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah objek wisata dengan penyediaan toilet yg memadai agar nantinya wisatawan asing maupun lokal betah berkunjung di suatu daerah tujuan destinasi pariwisata. Berikut pemaparan setiap narasumber diantaranya :

1. Narasumber pertama yaitu Kadispar Kab.Buleleng, Ir. Nyoman Sutrisna, M.M yang didampingi oleh Kabid Pemasaran, Nyoman Gede Gunawan, S.S serta Kabid Destinasi, Ketut Suteja, S.E dalam pemaparannya yaitu : penjelasan mengenai KSPN, daya tarik wisata dan regulasi kepariwisataan dll.

2. Narasumber ke - 2, dengan Topik “ Fungsi DPR Dalam Pembangunan Pariwisata” bahwa pariwisata penyedia lapangan kerja dan juga sebagai sumber pemasukan devisa negara. Dukungan dari berbagai stakeholder pariwisata dibutuhkan dalam pengambangan suatu daerah melalui kepariwisataan.

Instruktur yang memadai, serta kualitas sumber daya masyarakat untuk generasi muda untuk memikirkan memajukan desa sebagai bentuk kepedulian pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat. Sektor pariwisata diantaranya secara berkala memberikan edukasi dalam pengelolaan dana desa, mengandeng masyarakat untuk membentuk desa munduk dan juga mendatangkan cruise line yg berkapasitas penumpang lebih banyak akan bekerja sama dengan asosiasi cruise line international dengan menyediakan infrastruktur dan fasilitas yg memadai. Papar komisi XI DPR RI, Tuti Kusuma Wardani.

3. Narasumber ke - 3 yaitu Ketua Pansus RTRW, Pembentukan kawasan RTRW yang menjadi misi visi bagaimana cara mencarikan solusi ketimpangan yang terjadi pada saat ini di Buleleng dengan membangun infrastruktur yang baik sehingga nantinya secara langsung mendatangkan investor. Selain itu juga, kawasan- kawasan pendukung industri pariwisata lainnya.

Diliat dari sektor pertanian yg akan nantinya dibuatkan perbub mengenai wajib mengkonsumsi buah lokal imbuh komisi IV DPRD Provinsi Bali, Ketut Kariasa Adnyana.

4. Narasumber yang terakhir adalah Prof. Dr. Nengah Bawa Atmaja, M.A selaku budayawan dalam pemaparannya bahwasanya perkembangan lovina ( Bali Utara ) sangat pesat sebelum Bom Bali dimana dalam hal ini sdh sepatutnya menjadi pemerhati stakeholder pariwisata saat ini adalah mencarikan solusi yang baik melalui ketimpangan perhatian Bali utara.

Namun dari pengamatan beliau bali selatan seperti Gianyar dan Denpasar sangat dekat dengan adanya pembangunan jalan shortcut akan mempermudah wisatawan lokal maupun manca negara akan lebh lama tinggal di Bali Utara mengingat jarak yang sebelmnya ditempuh hanya 2 - 3 jam adanya shortcut bs ditempuh kurang lebh 1 jam.

Keunikan daerah dengan brand yang nantinya menjadi kekuatan pariwisata Bali Utara yang tidak bisa ditemui dimasing-masing daerah / kabupaten lainnya. Program study yang bs menyediakan pariwisata berbasis komunitas / Community Based Tourism ( CBT ) Imbuh budayawan yang jg sekaligus dosen Universitas Udayana.

Focus Group Discussion ini dapat simpulkan bahwa kemasan branding dan promosi yang dilakukan pemerintah daerah maupun pusat tentang kepariwisataan di pulau Bali sudah maksimal sehingga menempatkan Bali sebagai daerah tujuan wisata yang dikenal sebagai jendela dunia.