BULELENG – Sebagai salah satu destinasi wisata internasional, Bali tak hanya dikenal dengan beragam seni budaya serta panorama alamnya yang eksotis. Namun juga keramahtamahan dan sikap toleransi kemasyarakatan serta keagamaan yang dijunjung tinggi sejak zaman Kerajaan Kawisata, dengan bukti adanya pelinggih berupa Masjid dipelataran Pura Kertha Negara Gabur Anglayang di Desa/Kecamatan Kubutambahan.
Tempat berziarah yang bersih atau mungkin bisa disebut destinasi wisata ”halal” zaman dulu, kini mulai berkembang diseputaran Pura Labuhan Aji, Desa Tamukus Kecamatan Banjar. Destinasi wisata halal berupa Makam Kramat Karang Rupit, yang berlokasi di Areal Setra Karang Rupit Desa Adat/Pakraman Temukus Kecamatan Banjar ini ramai dikunjungi wisatawan domistik, bahkan menjadi salah satu objek ‘Wisata Religi’ di Pulau Dewata Bali.
Daya tarik dari makam Keramat Karang Rupit ini, menurut Swastika (57) asal Desa Temukus Kecamatan Banjar adalah adanya makam The Kwan Lie, salah seorang penyebar Agam Islam di Bali. Situs dari tokoh penyebar Agama Islam dengan gelar Syeikh Abdul Qadir Muhhamad ini ditemukan sekitar tahun 1980 pada lokasi tidak jauh dari Setra (kuburan,red) Karang Rupit Desa Adat/Pakraman Temukus dan Pura Labuan Aji.
”Tempat yang dikelola Pak Hari Purwanto ini, dulunya sepi. Namun setelah dikelola dengan baik, sejak tahun 2005 makam ini mulai ramai dikunjungi peziarah dari jawa bahkan manca negara,” ungkap guide free line ini meyakinkan. Dari semula sepi, Makam Keramat Karang Rupit The Kwan Lie pada areal yang sempat menjadi sengketa ‘Karang Rupit Gate’ antara Made Suweca dengan Desa Adat/Pakraman Temukus ini semakin ramai.
Pengantar rombongan Wisata Religi Pondok Pesantren API Asri Tegalrejo Magelang ini menambahkan, setelah Makam Keramat Karang Rupit, The Kwan Lie ditata dan dikelola menjadi situs objek wisata spiritual, tak hanya pedagang buah juru pakir juga dapat rezeki.”Tempat parkir untuk bus-bus peziarah, juga menjadi sumber rezeki penjaga pakir maupun pengatur lalu lintas,” ujar Swastika yang sempat berharap Setra Karang Rupit (bekas kuburan para penderita penyakit lepra,red) dapat dikelola sebagai ‘stop over’ wisatawan maupun pemedek Pura Labuan Aji.
Sebagai putra kelahiran Desa Temukus Kecamatan Banjar, Swastika merasa bangga karena makam dari orang yang dikenal warga masyarakat bernama Wa’ali, kini menjadi terkenal hingga ke manca negara karena ternyata adalah seorang tokoh penyebar Agama Islam dan salah satu dari Wali Pitu (Sab’atul Auliya).
Kemasyuran Makam Keramat Karang Rupit, Syeikh Abdul Qadir Muhhamad yang berlokasi di Banjar Dinas Labuan Aji, Desa Temukus Kecamatan Banjar ini diakui salah satu peziarah, Mustakim (18) asal Magelang Jawa Tengah. Selain mengetahui keberadan situs Makam The Kwan Lie, salah satu dari Wali Pitu, Sab’atul Auliya dari internet, Mustakin juga mengaku tahu tentang Makam Syeikh Abdul Qadir Muhhamad ini dari peziarah lain.
”Nama besar beliau sudah dikenal lama, namum makamnya baru diketahui belakangan ini. Sehingga kami para santri, berkewajiban melakukan ziarah ke makam beliau sebagai bentuk penghormatan kami kepada penyebar Agama Islam,” ungkapnya. Mustakin juga mengaku baru mengetahui banyak situs muslim di Bali dan baru mendengar adanya Pelinggih Ratu Betara Mekah di Pura Kertha Negara Gabur Anglayang. (kar)