BULELENG, Balifactualnews.com Forum Group Diskusi (FGD) yang difasilitasi oleh Kecamatan Banjar, dan Forum Komunikasi Desa Wisata (Fokom Dewi) Provinsi Bali, dengan inisiator dari salah satu pemilik Vihara yang ada di Desa Banjar, digelar Senin (25/11/19), bertempat di Brahma Vihara Arama Desa Banjar.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, acara seperti ini tentu saja mendapat sambutan yang sangat baik dari Dinas pariwisata Kabupaten Buleleng. Dalam Program Dinas Pariwisata ada yang namanya Desa Wisata sesuai dengan SK Bupati nomor 430 tahun 2017, dan ada juga Daya Tarik Wisata sesuai Peraturan Bupati nomor 51 tahun 2017.
Dengan adanya Destinasi Wisata kreatif sangat menarik dikolaborasikan dengan wisata yang ada di Desa Banjar yang kemudian di design menjadi desa yang kreatif. Misalnya prasasti tentang Puputan Banjar, dibuat narasinya bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, atau Pariwisata Ritual ditambah dengan kerajinan-kerajinan yang ada di Desa Banjar kemudian dibuatkan tempat khusus untuk menjual hasil dari kerajinan yang dihasilkan di Desa tersebut.
“Jika ada usaha ditiap-tiap desa sebaiknya di bawah naungan Bumdes. agar jelas siapa berbuat apa dan siap yang nanti melakukan kreatifitas ditingkat desa dan kecamatan. yang terpenting adalah tetap melakukan pengembangan-pengembangan di bidang lokal jenius,” jelas Sutrisna.
Sekretaris Kecamatan Banjar Cok Aditya Wira Putra mengatakan, ini adalah tindak diskusi warga yang dirancang untuk kedua kalinya. Setelah yang pertama kemarin fokus ke masalah sampah, saat ini kita fokus ke masalah pariwisata, melihat Kecamatan Banjar sedang giat-giatnya menunjukkan potensi desa wisatanya. Contoh pariwisata desa kreatif, kita mencoba fokuskan ke desa religius, seperti tradisi-tradisi yang ada di Kecamatan Banjar kita kemas menjadi Wisata Desa Religius.
“Saat nyepi, kita mencoba untuk memperkenalkan tradisi nyakan diwang, dan ternyata tradisi tersebut cukup banyak peminatnya, dan kita akan berusaha untuk mengembangkan tradisi tersebut, sebagai potensi wisata desa kreatif,” ucap Cok Aditya.
Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Provinsi Bali I Made Mendra Astawa yang diundang langsung dalam FGD tersebut mengatakan Kecamatan Banjar didukung oleh banyak hal dalam bidang pariwisata. oleh karena itu disebut desa kreatif.
“Untuk memberi nilai tambah dari potensi wisata yang sudah ada, kita kolaborasi dengan meningkatkan industri cendera mata yang kuat untuk pariwisata. Karena cendera mata bagi wisatawan adalah suatu kenangan yang menandakan mereka pernah berkunjung ke suatu daerah wisata,” tutup Mendra Astawa. (sri/ger)