Buleleng Festival adalah atraksi pariwisata yang dilaksanakan setiap tahunnya di Kabupaten Buleleng mendapatkan penghargaan dan prestasi nasional. Kali ini, Buleleng Festival diganjar penghargaan untuk kategori Event Wisata Buatan atas kualitas penyelenggaraan (pra event, on event, pasca event) dari MarkPlus Center for Tourism and Hospitality. Penghargaan diterima langsung Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST di Now Stage Atrium Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (25/4).
Pada kesempatan tersebut, Bupati Agus Suradnyana menerangkan ketika kegiatan yang dilakukan memperoleh apresiasi berupa penghargaan, artinya program dan kegiatan tersebut telah berjalan pada jalur dan tahapan benar. Seperti halnya Buleleng Festival 2018 yang kembali memperoleh penghargaan pada tahun 2019 ini dari MarkPlus Center for Tourism and Hospitality. Ini juga berarti promosi pariwisata dengan Buleleng Festival masih on the track. “Penilaiannya adalah festival yang bisa mengangkat daerah yang bersangkutan untuk promosi kepariwisataan dan pengembangan kebudayaan. Ke depan kita akan lakukan pengembangan dan evaluasi-evaluasi untuk lebih meningkatkan kontribusi Buleleng Festival khususnya kepada masyarakat dan dunia pariwisata,” jelasnya.
Bapak Bupati Buleleng menekankan untuk mengembangkan dan memajukan apriwisata harus berdasar pada 3A yaitu Atraksi, Aksesibilitas, dan Ameniti. Ketiga omponen ini harus saling menguatkan satu sama lainnya artinya saat ini pemerintah telah menggenjot peningkatan kualitas atraksi dan membuat akses berupa jalan short cut Denpasar Singaraja serta penataan bberapa jalan menuju destinasi. “Sehingga dengan aksesibilitas tersebut, pengusaha bisa membangun ameniti yaitu akomodasi hotel. Dengan begitu ketiga komponen tersebut bisa bersinergi untuk pariwisata yang lebih baik lagi,” demikian kata Bapak Bupati Buleleng Agus Suradnyana. Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Ir. Nyoman Sutrisna, MM menyampaikan sesuai dengan petunjuk Bapak Bupati dan Wakil Bupati, maka daya tarik dan atraksi dikembangkan hingga ke tingkat desa disesuaikan dengan poptensi desa itu sendiri serta secara berkelanjutan dipromosikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng. “Atraksi Budaya sudah mulai dikembangkan seperti sanggar Shanti Budaya yang sudah sampai ke Cina melakukan atraksi Budaya,” ungkapnya.
Lanjut Kepala Dinas Pariwisata, bahwa pengembangan-pengembangan atraksi harus didasarkan pada konsep Tri Hita Karana dan pemberdayaan masyarakat. pemberdayaan masyarakat ini menjadi kunci keberlanjutan pariwisata pedesaan utamanya dengan keberadaan homestay masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakar secara langsung.. “Selain itu, kita juga terus melakukan peningkatan-peningkatan infrastruktur pariwisata yang ada di Kabupaten Buleleng,” tutup Nyoman Sutrisna.
Penghargaan kali ini merupakan bagian penilaian Kementerian Pariwisata bersama dengan pihak swasta Mark Plus dan untuk Kabupaten Buleleng masuk dua festival sebagai nominasi serta Buleleng Festival berhasil menjadi yang terbaik. (dispar)