Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, belakangan ini tengah getol mengembangkan desa wisata di Bali Utara. Di samping sebagai upaya mewujudkan atraksi wisata alternative, adanya desa wisata ini juga untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk terlibat. “Selain menata objek wisata yang ada, Pemerintah Buleleng juga tengah mengembangkan desa wisata,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna saat menerima audensi Gde Palgunadi, Pimpinan Bali Travel News (BTN), Kelompok Media Bali Post, di ruang kerjanya, Kamis (9/1).
Kadis Sutrisna mengatakan, mengembangkan desa wisata sesuai dengan konsep Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam mengelola pariwisanya yang melalui Peraturan Bupati No. 51 Tahun 2017, sehingga lahir 86 destinasi. Adanya hal itu, Dinas Pariwisata kemudian terus memperbaiki destinasinya. “Tertkait dengan desa wisata, ada Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2019 tentang desa adat oleh Bapak Gubernur, maka Bupati Buleleng kemudian membuat Surat Keputusan (SK) Bupati yang menentukan ada sebanyak 31 desa wisata,” paparnya.
Adanya dasar itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng mengembangkan desa wisata yang bersinergi dengam Pemerintah Provinsi (Pemprov.) Bali untuk mengedepankan lokal genius. Apalagi, Bapak Gubernur Bali juga membuat uji coba pilot project desa wisata di Desa Munduk. “Pemkab Buleleng sudah mengembangkan Munduk sebagai desa wisata melalui peraturan No 430 2017 yang di dalam Surat Keputusan (SK) Bupati itu terdapat 31 desa wisata. Nah, Bapak Bupati kemudian sangat serius, sehingga mendorong Dinas Parwisata membuat kajian ekonomi dan kajian ilmiah.
Kadis Sutrisna menjelaskan, sebanyak 31 desa wisata dari sembilan kecamatan di Buleleng itu terus dilakukan pembinaan dan diberikan pengarahan. Sebut saja, pada pertemuan dengan perwakilan semua desa adat di Rumah Intaran, Desa Bengkala Kecamatan Kubutambahan. Saat itu, Dinas Pariwisata menghadirkan budayawan Sugi Lanus dan pengusaha sepatu Ni Luh Djelantik serta tokoh pariwisata Gede Kresna. “Perwakilan desa wisata itu untuk berbagi pengalaman bersama dengan para tokoh yang telah mumpuni dibidang pariwisata,” ucapnya.
Dengan banyak sharing atau melakukan pertemuan, utamanya dengan pelaku pariwisata, diharapkan dapat mengangkat kearifan lokal dari desa wisata itu sendiri. “Tindak lanjut kita selanjutnya adalah maping. Kami coba untuk dorong dan backup untuk desa itu bisa maju sesuai dengan lokal genius yang dimiliki desa itu,” tutup Sutrisna ramah. (BTN/bud)
Sumber : http://bali-travelnews.com/2020/01/10/angkat-lokal-genius-dispar-buleleng-kembangkan-desa-wisata/