Sabtu, 24 September 2022 bertempat di Lovina Beach Club' & Resort telah berlangsung Focus Group Discussion (FGD) Pemetaan Desa Wisata Bali Aga di Buleleng.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf RI, Vinsensius Jemadu dalam pembukaannya di FGD mengatakan, potensi wisata di Bali Utara sangat luar biasa sehingga sebisa mungkin pengembangan pariwisata Bali tidak hanya terpusat di Bali Selatan saja.
Focus Group Discussion dilaksanakan dengan mengundang para pengelola desa wisata yang ada di Buleleng untuk melihat potensi desa wisatanya dengan aspek 3A yaitu Atraksi, Amenity dan Aksesibilitas yang sangat penting mengingat tren pasca Covid-19 yaitu orang ingin berwisata kembali ke alam dengan mencari keunikan, mencari sesuatu yang "local dan genuine" dan tentunya itu ada di desa wisata. Karena desa wisata merupakan salah satu destinasi yang bebas polusi, nyaman dan wisatawan bisa berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
"Maka dari itu, Menparekraf RI sangat corcern dan peduli untuk mengembangkan desa wisata. Saat ini, dalam jejaring Jadesta (Jejaring Desa Wisata), kami sudah menghimpun sekitar 4.300 desa wisata untuk mengidentifikasi kebutuhan desa wisata tersebut." tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara, S.Sos, M.Si dalam sambutannya mengatakan bahwa dipandang perlu penguatan-penguatan kolaboratif secara teoritik dan kelembagaan, seperti mensinergikan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan kawasan pedesaan melalui BumDes nya.
"Beberapa peninggalan budaya masa lampau perlu sentuhan naratif yang menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung. Potensi seni, arsitektur khas di desa juga bisa kita kembangkan untuk menjadi atraksi yang menarik." ungkap Kadis Dody menambahkan.
Sementara itu, pihak Undiksha melalui LPPM kini sudah mencapai tahap implementasi masterplan dengan bantuan akses dana dari pusat dan berencana untuk mendatangkan tamu-tamu dari luar negeri ke 5 desa wisata di Buleleng.
Harapannya ke depan, FGD yang telah dilaksanakan dapat menghasilkan konklusi bersama sehingga menjadi feedback bagi Pemkab Buleleng melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng untuk merumuskan dalam APBD tentang apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan di desa wisata yang tentunya didukung penuh oleh Menparekraf RI.
Hadir pada kesempatan ini, narasumber dari Balitbang, LPPM Undiksha dan Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Si, OPD terkait lingkup Pemkab Buleleng, Perbekel Desa Sidetapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa, Banyuseri dan Sudaji, Unsur Akademisi Undiksha Singaraja, Ketua BPPD Buleleng dan Ketua ASITA Buleleng.