Selasa, 18 Januari 2022, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, S.Sos., M.Si didampingi beberapa staf mengunjungi sekaligus menyaksikan prosesi Upacara Saba Nguja Binih yang dilaksanakan di Pura Desa Pedawa.
Saba Nguja Binih berarti memuliakan bibit atau benih supaya benih yang ditanam bisa menghasilkan hasil yang terbaik. Ritual yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali ini bertujuan memohon kepada Dewi Sri agar memberikan bibit unggul kepada petani di Pedawa, Buleleng, sehingga hasil pertanian berlimpah karena sebagian besar masyarakat Desa Pedawa menggantungkan hidup di pertanian dan perkebunan.
"Desa Pedawa memiliki kekhasan tersendiri, memiliki banyak ritus, ada teknologi tradisional, ada olahraga tradisional, daya tarik budaya dan alam juga banyak." ujar Kadis Dody.
Sebelum menyaksikan prosesi upacara Saba Nguja Binih, Kadispar Buleleng mengunjungi Kantor Perbekel Desa Pedawa dan turut juga hadir, Perbekel Pedawa, Sekretaris Desa Pedawa dan staf. Kadis Dody mengatakan bahwa kalau berbicara konsep pariwisata, ada beberapa hal yang harus kita pahami. Karena pariwisata di Bali ini berkembang sebelum Indonesia merdeka. Yang memperkenalkan adalah penjajah Belanda. Bali lebih dikenal semenjak tahun 1800-an. Komunitas di Bali menjadi pionir dalam bidang pariwisata. Tulang punggung yang mendatangkan penghasilan, salah satunya adalah sektor pariwisata. Pangsa pasar domestik berbeda _style_ nya dengan pangsa pasar mancanegara.
"Apa yang disukai oleh domestik, maka kita harus bisa melihat hal atau sesuatu yang disukai oleh domestik. Karena desa wisata perlu ditumbuhkembangkan, maka kita perlu berproses. Salah satu indikatornya, karena ada daya tarik wisatanya. Menetapkan desa wisata berdasarkan 4 klasifikasi yaitu rintisan, berkembang, maju dan mandiri." terang Kadis Dody menambahkan.