Pertemuan ini diikuti oleh perbekel/lurah yang tersebar di desa wisata yang berada di kabupaten Buleleng dan tenaga admin pengelola desa wisata. Dalam kesempatan ini juga, Kadis Dody membuka acara secara langsung membawakan materi Kebijakan Penyelenggaraan Kepariwisataan di Kabupaten Buleleng.Kadis Dody mengatakan, jika berbicara tentang kepariwisataan, kita berpegang pada satu prinsip bahwa wisatawan mencari sesuatu yang berbeda. Hal dan potensi desa yang unik dan khas hendaknya terus digali untuk menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke destinasi atau desa wisata tersebut.
"Inovasi, adaptasi, dan kolaborasi perlu diwujudkan dalam suatu narasi untuk mempromosikan pariwisata, sehingga wisatawan dapat berkunjung dan menikmati sesuai dari narasi tersebut. Buatkan narasi yang "logic" dan dibumbui dengan gaya bahasa yang mudah dipahami." ungkap Kadis Dody menambahkan.
Kabid Pemasaran, Agus Widya Suputra berkesempatan untuk membawakan materi tentang The Art of Selling atau seni dalam berjualan tentang bagaimana setiap destinasi pariwisata siap untuk dipasarkan, mengidentifikasi produk-produk wisata yang akan dijual dan lain-lain. Terkait hal itu, Kabid Agus juga berkesempatan untuk memperkenalkan aplikasi Visit North Bali milik Dispar Buleleng yang akan segera dirilis pada tanggal 30 Maret mendatang bertepatan dengan HUT Kota Singaraja serta teknis pengisian aplikasi Jadesta oleh admin. Harapannya, melalui aplikasi ini dapat meningkatkan angka kunjungan wisatawan serta meningkatkan PAD desa.
Desa Wisata yang telah bergabung dapat teridentifikasi potensi desa serta terbukanya akses informasi yang dapat dijadikan sebagai rujukan arah kebijakan stakeholder dan perhatian program pemerintah yang tepat sasaran.