Kamis (25/03) telah berlangsung dialog interaktif terkait wacana pembukaan 3 Zona Pariwisata di Buleleng Menjadi 3 Zona Hijau. Dialog yang dihadiri langsung oleh Plt Kadispar Kabupaten Buleleng, Ni Made Rousmini, S.Sos., M.AP. didampingi oleh Kabid Destinasi Pariwisata Dispar Kabupaten Buleleng, Ketut Suteja, SE berlangsung dengan penuh rasa antusias baik dari narasumber maupun para pendengar via telepon. Terkait dengan perwujudan 3 Zona hijau pariwisata diantaranya di kawasan Lovina, Desa Pemuteran serta Desa Munduk, tak bisa lepas dari disiplin diri masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan. Disamping itu, penerapan destinasi pariwisata berbasis CHSE juga menjadi acuan untuk bisa ditetapkannya sebuah zona pariwisata menjadi zona hijau.
Lebih lanjut, Suteja mengatakan bahwa zona hijau dibagi menjadi 2 sisi dilihat dari segi zona hijau kesehatan serta dari segi zona hijau pariwisata. "Zona hijau kesehatan akan bisa didapatkan bilamana telah dilakukannya vaksinasi terhadap pelaku/pengelola pariwisata serta penerapan protokol CHSE yang harus dilakukan secara berkala. Nah, jika nanti zona dimaksud sudah menjadi zona hijau kesehatan maka hal tersebut akan menjadikan zona itu berpotensi menjadi zona hijau pariwisata" Ujar Suteja. Kabid Destinasi Pariwisata tersebut juga menggarisbawahi bahwa Buleleng tidak bisa copy paste pariwisata di Bali Selatan karena memang Buleleng memiliki keunikannya sendiri yaitu kondep Nyegara Gunung dimana pariwisata Buleleng berbasis pada alamnya yang asri, sejuk dan penuh ketenangan. Disisi lain, Rousmini memaparkan bahwa Dinas Pariwisata saat ini sudah mengajak beberapa stage holder untuk bekerja sama seperti Dinas Kesehatan, PHRI, Camat serta Kepala Desa dan pelaku pariwisata di 3 zona dimaksud. Lebih lanjut, Plt Kadispar Buleleng juga menjelaskan bahwa saat ini promosi juga sudah gencar dilakukan dibanyak media seperti media cetak (koran, majalah) serta media online (facebook,instagram,youtube).