(0362)21342
disparbuleleng@yahoo.com
Dinas Pariwisata

PARIWISATA

Admin dispar | 17 April 2018 | 8302 kali

PARIWISATA

  1. Pengertian dan Definisi Parwisata

Menurut para ahli bahasa, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti seluruh, semua dan penuh. Wisata berarti perjalanan. Sebagai suatu gejolak sosial, pemahaman akan pengertian dari makna pariwisata memiliki banyak definisi.

Menurut Kodyat (1983) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

Selanjutnya Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan pariwisata sebagai suatu trasformasi orang untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek ketujuan-tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.

Sedangkan Wahab (1985) menjelaskan pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga meliputi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cindera mata, penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri.

Dengan demikian, pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan penuh, yaitu berangkat dari suatu tempat, menuju dan singgah di suatu atau beberapa tempat, dan kembali ke tempat asal semula.

  1. Perjalanan Secara Umum

Pariwisata adalah suatu fenomena yang ditimbulkan oleh salah satu bentuk kegiatan manusia, yaitu kegiatan yang disebut perjalanan (travel).

  1. Jenis-Jenis Perjalanan
  2. Jenis yang didorong rasa ingin tahu
  3. Jenis yang bersifat rekreatif
  4. Jenis yang bersifat edukatif

Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Wisata Budaya

Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.

 

  1. Wisata Maritim atau Bahari

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih-lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah-daerah atau negara-negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya pulau-pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulau-pulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta.

 

  1. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)

Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya

 

  1. Wisata Konvensi

Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International Convention Center) di Berlin, Philipina mempunyai PICC  (Philippine  International Convention Center) di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, atau Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan-badan nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan program-program atraksi yang menggiurkan.

  1. Wisata Pertanian (Agrowisata)

Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur-mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.

 

  1. Wisata Buru

Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya.   Di India, ada daerah-daerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan.

 

  1. Wisata Ziarah

Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Dalam hubungan ini, orang-orang Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orang–orang Islam ke tanah suci, orang-orang Budha ke tempat–tempat suci agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat–tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat–umat beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu-waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat-tempat tersebut di atas.

 

  1. Pengertian Kegiatan Wisata

Perjalanan untuk memenuhi rasa ingin tahu, untuk keperluan yang bersifat rekreatif dan edukatif, dikategorikan sebagai kegiatan wisata. Kegiatan wisata kiranya dapat dirumuskan sebagai suatu perjalanan dan persinggahan yang dilakukan untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi tidak untuk tinggal menetap ditempat yang dikunjungi atau disinggahi, atau untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mendapatkan upah.

Rumusan tersebut didasarkan atas definisi tentang pengertian pariwisata yang diajukan oleh dua pakar pariwisata berkebangsaan Swiss, Prof.Hunziker dan Prof. Krapf. Kedua pakar pariwisata itu memberikan rumusan sebagai berikut :

Tourism is the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-resident, in so far they do not lead to permanent residence and are not connexted any earning activity.

 

  1. Istilah-Istilah Dalam Pariwisata
  2. Leisure

Berasal dari kata latin Licere yang artinya diperkenalkan, jadi maksud dari Leisure adalah saat-saat atau waktu bebas untuk istirahat dan bebas dari segala macam pekerjaan, tugas ataupun kewajiban-kewajiban (Haryono, 1987:21)

  1. Rekreasi

Rekreasi adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan selama leisure. Dalam melakukan rekreasi merupakan usaha untuk mengcreate dari suatu keadaan dan suasana hidup. Kegiatan mengcreate untuk mencoba menciptakan suasana hidup yang baru dengan berusaha menghilangkan atau mengurangi beban seluruh kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga dari usaha ini dalam keadaan atau suasana yang baru akan membangkitkan semangat kerja, semangat hidup, dan dapat menambah pengalaman dalam hidupnya.

  1. Tourism

Pariwisata menurut pengertian dari E.Guyer Freuler, dalam Pendit (2003:34) mengatakan, bahwa pariwisata dalam artian modern merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, menumbuhkan rasa terhadap keindahan alam, untuk mendapatkan kesenangan.

 

  1. Pengertian Wisatawan dan Pelancong

Sejalan dengan rumusan kedua pakar tersebut maka IUOTO (International Union of Official Travel Organizations) memberikan rumusan tentang pengertian wisatawan (tourist) sebagai berikut.

Wisatawan adalah pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di negara yang dikunjungi. Dengan maksud dan tujuan perjalanan yang dapat digolongkan sebagai berikut :

  1. Pesiar (leisure) yaitu untuk keperluan liburan, kesehatan, studi, agama (ziarah), dan olah raga.
  2. Hubungan dagang (business) yaitu kunjungan keluarga/handai-taulan, konferensi, dan misi.

Rumusan tentang pengertian wisatawan tersebut diberikan oleh IUOTO untuk membedakan dari pengertian Pelancong atau excursionist yang dirumuskan sebagai berikut.

Pelancong (excursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal di negara yang dikunjungi kurang dari 24 jam (termasuk yang datang dengan kapal pesiar).

  1. Dampak Pariwisata

Pariwisata adalah suatu fenomena yang sangat kompleks. Kompleksitas itu disebabkan, antara lain sebagai berikut :

  1. Pariwisata merupakan suatu media atau instrumen bagi terjadinya berbagai interaksi (baik interaksi antara manusia dengan manusia, antara kelompok manusia dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda, maupun antara manusia dengan lingkungannya).
  2. Pariwisata menyentuh segala aspek kehidupan manusia: ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan lingkungan alam, sehingga bersifat lintas sektoral.

Sebagai suatu media interaksi, pariwisata dan perkembangannya dapat menimbulkan berbagai dampak terhadap masyarakat dan perorangan. Di berbagai bidang kehidupan mereka (ekonomi, sosial budaya, sikap, dan jati diri) dan terhadap lingkungan alam dimana dia hidup. Dampak-dampak itu dapat bersifat positif maupun negatif, tergantung pada jenis, sifat, dan kualitas hubungan atau interaksinya. Dampak-dampak tersebut, terutama timbul di negara-negara sedang berkembang atau negara-negara dunia ketiga.

  1. Dampak positif
  • Menyumbang devisa negara
  • Menciptakan lapangan kerja
  • Menyebarkan pembangunan
  • Wawasan masyarakat tentang bangsa-bangsa semakin luas
  • Mendorong semakin meningkatnya pendidikan dan keterampilan penduduk
  • Terpelihara kebudayaan setempat
  • Dikenalnya kebudayaan setempat oleh wisatawan
  • Banyaknya kesempatan berusaha
  • Meningkatkan pembangunan
  1. Dampak Negatif Pariwisata

1)   Negara berkembang

Dampak dari pariwisata modern kebanyakan bersifat negatif terhadap masyarakat (host community), terutama di negara-negara sedang berkembang dan terhadap lingkungan yang dikunjungi wisatawan.

Mula-mula, dampak tersebut tidak disadari masyarakat termasuk para pemerhati masalah kepariwisataan. Hal ini mungkin dikarenakan  sudah sejak berabad-abad yang lalu, travelling merupakan kegiatan yang bersifat indidualistis, jumlah dan frequensinya tidak besar.

Diposting oleh andiybt

Sumber : http://andiybt.blogspot.co.id/2011/09/pariwisata.html