Buleleng, Bali, dikenal dengan keindahan alam dan budaya yang memikat, namun Desa Penglatan menawarkan daya tarik tersendiri yang tak boleh dilewatkan oleh para travelers. Desa ini tidak hanya memiliki pesona khas pedesaan Bali, tetapi juga tradisi unik yang masih lestari hingga kini, yaitu pembuatan dodol tradisional.
Dodol di Desa Penglatan bukan sekadar jajanan biasa. Dibuat dari bahan dasar ketan, jajanan ini diolah dengan cara tradisional yang menjadikannya berbeda dari dodol lainnya. Proses pembuatannya melibatkan kayu bakar sebagai sumber panas, kulit jagung sebagai pembungkus alami, dan teknik manual mengaduk selama 3 jam tanpa tambahan bahan pengawet. Metode ini menghasilkan rasa autentik yang menggugah selera, serta tekstur kenyal yang khas.
Dodol Penglatan hadir dalam lima varian rasa unik yang menggambarkan kekayaan alam setempat, yaitu dodol injin, dodol merah, dodol pandan, dodol nangka, dan dodol kacang. Dengan harga yang sangat terjangkau, hanya Rp 30.000 per ikat untuk 30 pcs, dodol ini menjadi oleh-oleh khas yang sempurna untuk dibawa pulang.
Yang membuatnya lebih istimewa adalah fakta bahwa hampir seluruh warga desa memiliki keahlian dalam membuat dodol. Tradisi ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka, diwariskan dari generasi ke generasi. Bagi wisatawan yang berkunjung, ada kesempatan untuk menyaksikan langsung proses pembuatan dodol, dari pengadukan hingga pembungkusan, yang akan memberikan pengalaman budaya yang autentik dan berkesan.
Jadi, jika Anda berencana mengunjungi Buleleng, pastikan Desa Penglatan masuk dalam daftar destinasi Anda. Rasakan manisnya tradisi melalui dodol khas Penglatan, sebuah perpaduan sempurna antara cita rasa, budaya, dan kehangatan masyarakat lokal. Pengalaman ini akan menjadi salah satu kenangan terbaik dari perjalanan Anda di Bali.
Penulis: Ni Nyoman Ana Yulia Putri, Undiksha 2024